Laporan Perjalanan Kyun-chan
IV / Edisi Kushiro

Kyun kyun kyuun!

Di laporan perjalanan kali ini, aku menginap 2 hari 1 malam di Kushiro, kota di mana kita bisa melihat rawa terbesar di Jepang dan salah satu dari tiga pemandangan matahari terbenam terbesar di dunia!

Kushiro adalah kota pelabuhan di sisi timur Hokkaido, yang menghadap Samudera Pasifik

Lamanya pergi dari Sapporo kalau naik kereta ekspres sekitar 4 jam, kalau naik bus cepat sekitar 5 jam.

(※Saat ini, karena pengaruh angin topan, layanan kereta ekspres diberhentikan sementara. Informasi didapat tanggal 15 November 2016)

Kali ini aku pergi ke Kushiro naik bus cepat.
Pengunjung semua juga ketika merencanakan perjalanan, cek kondisi transportasi ya supaya perjalanannya bisa lebih lancer.

■Hari pertama

Berangkat dari Terminal Bus Stasiun Sapporo!
Dengan bus cepat melalui jalan tol, sesuai rencana samapi di Terminal Bus Stasiun Kushiro jam 12:55.

Bingung mau jalan-jalan melihat mana dulu!

Akhirnya mulai dari “Kushiro Washo Market” di dekat Stasiun Kushiro.

Washo Market adalah pasar paling versejarah di Kushiro, dan dijuluki Dapur Warga Kushiro.
Dengan fokus ke seafood, terdapat lebih dari 60 toko dan restoran berjejeran.

Di Washo Market, ada hidangan seafood terkenal bernama “Katte-don”.

Kita bisa memilih toppingnya dengan bebas di depan toko, hadi bisa membuat variasi hidangan seafood.

Harganya pun berubah-ubah tergantung topping yang dipilih, tapi dengan harga yang wajar meski termasuk seafood mewah, sehingga menu ini jadi terkenal.

Dan karena kotanya kota pelabuhan, pilihannya pun segar-segar!
Enak banget loooh.
Kyun kyun kyuuun!

Lalu, jalan kaki sekitar 15 menit dari Kushiro, ada fasilitas komersial bernama “Kushiro Fisherman’s Wharf MOO”

Di MOO ini, ada banyak toko-toko yang menjual souvenir khas Kushiro!
Hanya window shopping saja pun, sekejap mata waktu berlalu. “Sanmanma” yang terkenal di Kushiro bisa dibeli di sini, jadi kalau berkunjungi coba cicipi yang masih segar di sini.

Di lantai 2 MOO, terdapat restoran-restoran gaya warung yang disebut “Minato-no-Yatai” atau “Warung Pelabuhan”, di mana kita bisa menikmati berbagai hidangan seafood dan juga masakan khas Kushiro,

Dulu sempat diperkenalkan salah satu makanan terkenal Hokkaido adalah “Zangi”. Kushiro ini lah tempat asalnya Zangi tersebut! Terdapat beragam hidangan Zangi, seperti Zangi-don, Tare-Zangi (Zangi dengan kuah), Zangi dengan tulang, dan sebagainya.

Uuuuung! Daging ayamnya empuk dan juicy. Gurihnya rasa kecap menyebar di mulut, enaaaaak!

Di salah satu restoran di dalam Umi-no-Yatai, “Zangi-no-Yokozuna”, mencicipi menu Zangi.

Di MOO dari pertenganhan bulam Mei sampai akhir bulan Oktober, di area outdoor dekat Pelabuhan Kushiro, ada warung bernama “Ganpeki Robata”yang khas memanggang seafood dengan arang. Cara panggang Robata-yaki ini terkenal di Kushiro, jadi coba kunjungi dan cicipi ya!

■Hari kedua

Kyun kyun kyuuun!
Hari ini aku pergi ke “Kushiro-Shitsugen National Park”, yang terkenal sebagai rawa terbesar di Jepang!

Dari Stasiun Kushiro, naik kereta jalur JR Senmo Honsen, sekitar 20 menit sampai ke Stasiun Kushiro-shitsugen.

Mengenai kereta menuju Rawa Kushiro, di musim panas bisa naik “Norokko-go” yang pelan-pelan menyusuri tengah rawa, sementara di musim dingin bisa naik lokomotif uap.

Dari Stasiun Kushiro-shitsugen, jalan yang melalui rawa menuju “Hosooka Observatorium” harus melalui tangga dan jalanan gunung yang curam, jadi harus hati-hati.

Rawa Kushiro yang luas alami dan belum tersentuh tangan manusia ini dihuni oleh sekitar 2.000 spesies tumbuhan dan hewan, dan yang paling terkenal adalah bangau mahkota merah yang termasuk monumen natural. Kalau lagi beruntung, dari observatorium bisa terlihat sosok bangau yang elegan ini loh.

Bukan hanya memandang rawa ini dari jauh, tetapi ada juga layanan menyusuri rawa ini dengan berjalan kaki di jalanan kayu atau dengan tur perahu kano. Ketika merencanakan wisata ke sini, coba dicek ya!

Rest area di dekat Hosooka Observatorium, “Hosooka Visitor Lounge”. Ada Café Corner juga loh.

Hari ini anginnya kencang dan dingin, tapi hangatnya sup dan kompor pemanas membuat semangat kembali lagi! Kyun kyuuun!

Rawa Kushiro ini luaaaas sekali, selain “Hosooka Observatorium” yang diperkenalkan kali ini, masih banyak observatorium dan pintu masuk lainnya, dan juga stasiun-stasiun kereta lain. Kalau mau berkunjung, dikonfirmasikan dulu ya, hati-hati supaya tidak salah jalan.

Transportasi umum juga seharinya hanya ada beberapa kereta, jadi jadwal keberangkatan keretanya benar-benar dipastikan juga ya, hati-hati supaya tidak salah waktu.

Kembali dari Rawa Kushiro ke kota Kushiro, dan menyantap hidangan khas Kushiro, “Midori no Soba” atau “Soba Hijau”!

Kayaknya susah melihat dari foto.
Sobanya diremas dengan chlorella, hingga warnanya jadi hijau yang indah.

Katanya di tempat lain di Jepang masih termasuk langka, tapi di Kushiro soba hijau ini sudah biasa, bisa disantap di berbagai restoran.

Ngomong-ngomong, chlorella tidak ada rasanya loh.
Habis makan soba yang lezat. Gochisosamaaa! (Terima kasih atas makanannya)

Kali ini yang kuhampiri, “Kawakita Azumaya”.

Untuk akhir perjalanan ke Kushiro ini, diperkenalkan pemandangan matahari terbenam di Pelabuhan Kushiro, yang terkenal sebagai salah satu dari Tiga Besar matahari terbenam di dunia.
Yang termasuk Tiga Besar adalah : Pulau Bali di Indonesia, negeri anda sekalian, lalu Manila di Filipina, dan Kushiro ini.

Ada beberapa tempat untuk menikmati matahari terbenam di dalam kota Kushiro, tapi tempat yang amat romantis ada di Nusamai-bashi. Sampai lupa waktu menyaksikan matahari tersebut. Memang indah ya.

Semoga laporan perjalanan kali ini bisa dinikmati anda semua.
Masih banyak tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi di Kushiro, dan di musim dingin banyak pengunjung dari seluruh dunia yang ingin melihat sosok bangau mahkota merah yang menari di salju. Aku yakin semua orang bisa menikmati kota ini, silakan coba kunjungi kalau sempat!

Ditunggu loooh. Kyun kyun kyuuun!